INFORMASI SEPUTAR KEUNTUNGAN MEMELIHARA EKOSISTEM

Loading

Archives January 22, 2025

Efek Positif Ekosistem pada Kualitas Udara dan Kesehatan Publik di Indonesia

Dampak Positif Ekosistem terhadap Kualitas Udara di Indonesia

Ekosistem, yang terdiri dari interaksi antara organisme hidup dan lingkungan fisiknya, memiliki peran penting dalam menjaga kualitas udara di Indonesia. Di antara manfaat utama ekosistem adalah mitigasi pencemaran udara. Hutan, misalnya, berfungsi sebagai ‘paru-paru bumi’, menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen. “Hutan tropis di Indonesia berperan penting dalam penyerapan gas rumah kaca,” ujar Dr. Agus Justianto, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan dan Perhutanan Sosial.

Selain itu, ekosistem juga membantu menjaga kualitas udara melalui proses biofiltrasi. Tumbuhan dan mikroorganisme dalam tanah menyerap polutan dari udara, memberikan kita udara yang lebih bersih dan sehat untuk dihirup. Maka dari itu, pelestarian ekosistem menjadi hal yang sangat penting.

Selanjutnya, Efek Ekosistem terhadap Kesehatan Publik di Indonesia

Dalam konteks kesehatan publik, ekosistem juga memiliki dampak yang signifikan. Misalnya, dalam mengendalikan penyebaran penyakit. Menurut Prof. Dr. Ir. M. Fadjry Djufry, M.Agr., ekolog dari Universitas Hasanuddin, “Banyak penyakit yang penyebarannya dapat dikendalikan oleh ekosistem yang sehat”.

Sebagai contoh, hutan mangrove yang sehat dapat mengurangi risiko penyebaran malaria dan demam berdarah, dua penyakit yang banyak ditemukan di Indonesia. Mangrove menjadi habitat alami bagi ikan dan kepiting yang memangsa larva nyamuk, yang berperan sebagai vektor penyakit tersebut.

Selain itu, kualitas udara yang baik, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, juga berdampak langsung terhadap kesehatan pernapasan. Udara yang bersih dapat mengurangi risiko masyarakat terkena penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis kronis.

Namun, kesehatan publik dan ekosistem bukanlah dua entitas yang terpisah, melainkan berinteraksi secara kompleks. Manusia dan masyarakat memiliki peran yang signifikan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Konservasi dan pengelolaan ekosistem yang berkelanjutan tidak hanya akan membantu menjaga kualitas udara, tapi juga berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan publik di Indonesia.

Sebagai penutup, sangat penting bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, untuk terlibat dalam upaya pelestarian dan pengelolaan ekosistem. Karena, seperti yang kita ketahui, ekosistem yang sehat berarti kehidupan yang sehat.

Memanfaatkan Ekosistem untuk Mitigasi Dampak Perubahan Iklim

Memahami Peran Ekosistem dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Mengurangi dampak perubahan iklim dapat diraih melalui perlindungan dan pemulihan ekosistem. Spesialis lingkungan Dr. Ani Adiwinata Nawir menyatakan, "Ekosistem merupakan penyerap karbon alami yang kuat dan berfungsi sebagai tameng terhadap bencana alam." Nah, ekosistem adalah kunci dalam menjaga keseimbangan iklim dunia. Dalam konteks ini, hutan hujan tropis, misalnya, berfungsi sebagai ‘paru-paru dunia’ yang mengonsumsi karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.

Selain hutan, ekosistem laut juga memainkan peran penting. Ia bisa menyerap sekitar 25% karbon dioksida di atmosfer. Ekosistem padang rumput juga memiliki kapasitas menyerap karbon yang signifikan, memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Jadi, pemulihan dan perlindungan ekosistem ini menjadi strategi penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Menjelajahi Strategi Memanfaatkan Ekosistem untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Tak cukup hanya memahami peran ekosistem, kita juga harus aktif dalam memanfaatkannya. Salah satu strategi adalah dengan cara reforestasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. "Reforestasi membantu mengembalikan fungsionalitas ekosistem dan meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap karbon," kata Profesor Agus Purnomo, pakar perubahan iklim.

Memanfaatkan ekosistem laut juga menjadi strategi yang dianjurkan. Perlindungan terumbu karang dan mangrove, misalnya, bisa melindungi daratan dari dampak negatif perubahan iklim seperti banjir dan erosi. Selain itu, peningkatan kepadatan rumput laut juga bisa menyerap karbon dioksida, membatasi jumlah karbon yang mengintai di atmosfer.

Tidak kalah pentingnya, mengoptimalkan penggunaan lahan juga menjadi bagian dari strategi ini. Alih-alih membuka lahan baru untuk pertanian atau pembangunan, lebih baik mengoptimalkan lahan yang sudah ada. Hal ini bisa mengurangi tekanan terhadap ekosistem hutan dan mencegah konversi lahan yang berpotensi memperparah perubahan iklim.

Tentu saja, setiap strategi ini memerlukan partisipasi dari semua pihak. "Tidak ada satu entitas yang bisa mengatasi perubahan iklim sendirian. Diperlukan kerja sama global," tutur Koordinator Nasional Program Perubahan Iklim UNDP, Fadhil Muhammad. Dalam upaya mengatasi perubahan iklim, memanfaatkan ekosistem bukanlah tindakan opsional, melainkan suatu keharusan. Tanggung jawab ini ada di tangan kita semua, dan saatnya kita bertindak sekarang.